Minggu, 23 Oktober 2016

Hidupmu dipimpin Roh

Pagi ini, ketika saya berbicara dengan Tuhan. Tiba-tiba aku melihat "Seorang lelaki sedang berbaring di tempat tidur, sedang ditolong orang lain untuk dimiringkan kearah kekanan. lalu aku melihat seorang perempuan duduk disampingnya. setelah itu ada suara, " itu suaminya Yuli sedang sakit."

Saya penasaran. 
Lalu saya sms Yuli. "Dik Yuli, apakah semua keluarga sehat semua, termasuk bapaknya Frans?" 
Terus Yuli menjawab sms saya: "Ya bu, kok Bu Jacob ada kontak bathin ya sama saya..
ini bapaknya Frans sedang sakit dan sedang diopname sudah 3 hari."

Yuli adalah anggota gerejaku. Suaminya sedang bekerja di luar P Jawa. sedangkan Yuli dan anaknya Frans ada di Jawa.  Yuli tidak bercerita ke saya. Mungkin takut merepotkan saya, dan tidak perlu memberitahu bapak Pendeta dan ibu Pendeta.


Tapi, saudaraku dan saudariku sesama hamba Tuhan dan istri Pendeta.  TUHAN yang kita layani adalah TUHAN yang penuh kuasa. TUHAN senantiasa memakai hambaNya untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tugas yang dipercayakan kepada kita para hamba-Nya. Itu sebabnya meski anggota gereja yang kita layani tidak memberitahu kita apa yang sedang terjadi, TUHAN yang kuasa, Dia ALLAH yang Maha Tahu, memberi tahu hamba-Nya.

“Akan terjadi pada hari-hari terakhir, demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi”.

(Kisah Para Rasul 2:17 & Yoel 2:28)



Masalahnya bagaimana kita menguji penglihatan dan mimpi-mimpi itu?
Pastilah banyak orang bertanya-tanya, “Bagaimana saya dapat membedakan apakah suatu penglihatan atau mimpi berasal dari Tuhan, manusia atau iblis?”.

Secara teologis, terdapat 4 cara yang bisa dipakai untuk membantu kita membedakan antara penglihatan yang menggunakan imajinasi-perenungan manusia secara Alkitabiah, penglihatan yang bersifat kedagingan atau yang dari Iblis. 

Dapat pula digunakan untuk membedakan antara mimpi yang menggunakan imajinasi-meditasi yang ilahi, yang bersifat kedagingan atau mimpi biasa.
  1. Mutlak harus selaras dengan pengajaran Firman TUHAN. (2 Tim. 3:16-17; KPR. 17:10-11;24:14; 1 Kor. 4:6;14:37-38; Mark 7 7:1-13; Yos. 1:8; Yoh. 10:35; Rom.15:4; 2 Pet. 1:20-21).
  2. Kesaksian batiniah, yakni kita harus bisa membedakan apakah Roh Kudus meneguhkan roh kita bahwa mimpi atau penglihatan itu berasal dari Tuhan. (Rom 8:16; Kol. 3:15; Filp. 4:7)
  3. Harus digenapi jika penglihatan dan mimpi tersebut berbicara tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan. (Ul. 18:21-22; bandingkan Bil. 12:6).
  4. Harus memotivasi kita untuk taat pada Firman TUHAN dan lebih mengasihi TUHAN, Allah pencipta langit dan bumi. (Ul. 13:1-4).
  5. Alkitab mengatakan bahwa kadang-kadang Tuhan ingin berbicara melalui mimpi dan penglihatan. Tetapi perhatikanlah bahwa mimpi dan penglihatan dari Tuhan itu akan terjadi hanya jika Dia hendak berbicara pada kita dengan cara demikian. Dialah yang akan memutuskan bagaimana akan berbicara pada kita dan bukan kita yang mendesak-Nya untuk memberikan karunia profetik seperti yang kita inginkan/kehendaki.
Bila kita mencoba memaksa Tuhan melakukan sesuatu yang menurut-Nya tidak benar bagi kita saat itu, kita tidak akan menjadi orang Kristen yang dikendalikan Roh Kudus ("Jikalau hidup kita oleh  Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh. "Galatia 5:25).

Mari terus peka dengan suara dan tuntunan Tuhan dalam hidup dan pelayanan kita semua, sehingga hidup kita selalu dipimpin oleh Roh.
Tuhan memberkati saudara dan saudariku semua.
Tuhan terus sedang berkarya dalam hidup anda semua.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar